Dibalik Impor Kereta Bekas yang Mendesak, KCI: Jadi Pilihan Utama

by -16 Views

alef-diaz.com – PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) angkat suara perihal polemik impor kereta bekas dari Jepang.

Vice President Corporate Secretary KCI, Anne Purba menuturkan pada tahun ini ada sekitar 10 rangkaian KRL Jabodetabek dan 19 rangkaian KRL di tahun 2024 yang harus purna tugas atau dipensiunkan.

Sementara disisi lain, pesanan KCI akan kereta baru dari PT INKA baru terealisasi pada 2025 mendatang.

Karenanya, kata dia, kebutuhan mendesak tahun ini adalah mendapatkan 10 KRL pengganti. Salah satu untuk memenuhi kebutuan tersebut bisa dilakukan dengan impor kereta bekas dari Jepang.

Baca Juga:
Kabar Gembira Untuk Wargi Bandung, Mulai 2024 Kereta Api Bandung Raya Dikonversi Jadi KRL

“Hasilnya, impor kereta bukan baru memang menjadi pilihan utama untuk menggantikan kereta-kereta yang dikonservasi,” kata Anne dalam keterangannya kepada alef-diaz.com, Kamis (2/3/2023).

Anne menjelaskan kebutuhan akan rangkaian kereta pengganti pada tahun ini bersifat mendesak demi melayani 800 ribu penumpang setiap harinya, jika tidak ada kereta pengganti ini ditakutkan Anne ada penumpukan penumpang yang luar biasa.

Hingga saat ini kata dia pengadaan KRL bekas dari Jepang sebagai pengganti kereta yang pensiun tersebut masih terganjal oleh izin dari Kementerian Perindustrian.

Namun jika nantinya rangkaian kereta impor tersebut jadi dibeli, maka kereta itu tidak serta merta langsung digunakan untuk operasional KRL commuter line.

Namun, pihaknya akan melakukan upgrade pada gerbong-gerbong kereta yang diimpor.

Baca Juga:
Tekan Impor, Anak Usaha Kimia Farma Mulai Kembangkan Bahan Baku Obat

Misalnya, mengganti air conditioner (AC) di dalam kereta dan bangku-bangku di setiap kereta dengan barang-barang yang memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang tinggi.

“Setelah dilakukan pekerjaan di interior dan eksterior kereta ini, dari hitungan KAI Commuter tingkat TKDN setiap trainset kereta menjadi 40 persenan, di atas standar yang ada,” kata Anne.



Sumber: www.suara.com

No More Posts Available.

No more pages to load.